Jelang MEA ( Pasar bebas ASEAN ) 2015, Jokowi Tidak Mau RI Cuma Jadi Pasar
Komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) akan segera dijelang oleh Indonesia pada Desember 2015. Presiden
Joko Widodo mengatakan, RI berkomitmen untuk memajukan kerjasama ASEAN,
termasuk dalam mewujudkan MEA 2015.
Dilansir dari situs Sekretariat Kabinet pada Kamis, 13 November
2014, kendati mendukung MEA, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan
Indonesia tidak akan dibiarkan hanya menjadi pasar semata. Indonesia,
kata pria yang akrab disapa Jokowi itu, juga harus menjadi bagian
penting dari rantai produksi regional dan global.
Hal itu disampaikan Jokowi ketika berbicara di KTT ke-25 ASEAN di kota Nay Pyi Taw, Myanmar pada Rabu kemarin.
"Indonesia dibawah pemerintahan saya terbuka terbuka untuk bisnis.
Namun, Indonesia, seperti negara berdaulat manapun, harus memastikan
kepentingan nasionalnya tidak dirugikan,” tegas Jokowi.
Dalam waktu kurang dari satu tahun ini, lanjut Jokowi, maka ASEAN harus bekerja sama mengatasi tiga hal untuk menuju ke MEA.
"Pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektivitas di
negara-negara ASEAN, antar negara ASEAN, dan antara ASEAN dengan
negara-negara mitra, melalui Master Plan mengenai on ASEAN
Connectivity," kata Jokowi.
Kedua, lanjut dia, meningkatkan kerjasama investasi, industri dan
manufaktur yang lebih erat di antara negara ASEAN. Ketiga, peningkatan
perdagangan intra-ASEAN yang saat ini masih cukup rendah, yakni 24,2
persen.
"Dalam lima tahun ke depan, saya berharap, nilai perdagangan intra-ASEAN setidaknya bisa mencapai 35 hingga 40 persen," ujarnya.
Jokowi juga menyampaikan pentingnya untuk meningkatkan PDB ASEAN
hingga dua kali lipat, dari yang semula US$2,2 triliun menjadi US$4,4
triliun di tahun 2030 mendatang. ASEAN pun, juga harus berkomitmen untuk
mengurangi angka kemiskinan dari 18,6 persen menjadi 9,3 persen di
tahun 2030.
Hormati Kedaulatan
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengingatkan bahwa Masyarakat
Politik dan Keamanan ASEAN, hanya bisa diwujudkan jika masing-masing
negara menghormati kedaulatannya. Selain itu, masing-masing negara
memilih untuk menyelesaikan masalah dengan cara damai dan bersatu dalam
menjaga otonomi strategis kawasan.
"Indonesia berkeyakinan, kemakmuran dan perdamaian di kawasan akan
ditentukan oleh bagaimana kita bekerja sama dalam mengelola samudera,"
tegas dia.
Laut, kata Jokowi harus dapat menyatukan antar negara di ASEAN. Bukan malah memisahkan.
"Oleh sebab itu, kerjasama membangun konektivitas dan infrastrukutur maritim harus menjadi fokus kita ke depan," imbuh Jokowi.
Sumber : Vivanews
0 komentar:
Posting Komentar